CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
Ketahuilah setiap sesuatu di dalam pemerhatian dan pengawasan Tuhanmu. Wahai diriku, ketahuilah bahawa semua perkara yang berlaku kepadamu berada di dalam pengetahuan Allah. Semuanya di dalam pemerhatian dan pengawasanNya. Sesungguhnya Allah mengetahui apa sahaja yang engkau alami. Dia amat mengetahui segala yang menimpa dirimu. Allah mengetahui penderitaan hambaNya. Engkau ditimpa susah dan sakit. Engkau menderita dan engkau sabar di dalam menanggung penderitaanmu itu. Kesabaranmu itu tidaklah sia-sia kerana ianya dinilai tinggi oleh Tuhanmu.

Wednesday, September 14, 2011

bermanfaat buat yang lain jua


Hye korunk :)
ok..mak nak share article nih dengan uolss.. buat korang yang mengalami nasib yg sama dengan mak digalakkan membaca ye !
at least memberi kita satu kekuatan & kesabaran di dalam menunggu kenikmatan bergelar ibu bapa..

kredit to -http://wirausahapesantren.blogspot.com/2011/09/mengapa-anda-ingin-memiliki-anak.html

article nih mengandungi bahasa Indonesia ye..

"Sudah berapa buntutnya?"
"Cepetan punya... jangan ditunda-tunda"
"Masih juga belum berhasil... KB yah?"
..".......dan lain-lain"

Melewati tahun pernikahan ke delapan, sudah tak terhitung berapa banyak pertanyaan sejenis di atas yang rajin dilemparkan pada saya ataupun suami. Suatu kalimat atau tepatnya pernyataan yang sepertinya telah menempel erat pada saya, seorang istri yang belum juga dianugrahi keturunan. Biasanya saya hanya bisa tersenyum kemudian berlalu berusaha tidak menanggapi percakapan semacam itu.

"Siapa yang tak ingin memiliki anak?" batin saya selalu mengatakan demikian. Sayang memang, mereka tidak pernah tahu, betapa telinga ini rasanya selalu rindu oleh tangisan atau teriakan-teriakan kecil, "Ummi...!" yang akan memanggil saya. Tangan ini rasanya selalu rindu akan dekap tubuh mungil dalam kehangatan balutan selimut kecil. Betapa saya ingin.ingin sekali memiliki buah hati. Suatu harapan yang selalu saya bawa dalam setiap doa.

Sampai suatu ketika, dokter terapi infertilitas saya di akhir pemeriksaan bertanya seperti ini, "Mengapa anda ingin memilki anak?" ucapnya dengan wajah serius. "Ada beberapa pasangan yang berobat ke sini, setelah berhasil memiliki anak malah bercerai karena tidak tahu alasan kenapa ingin memiliki anak," ucapnya melanjutkan. Saya yang tiba-tiba disuguhi pertanyaan seperti ini tentu saja tersentak berusaha mencari jawab. Sungguh, saat itu saya tak bisa menjawab secara spontan kenapa saya ingin memiliki anak.
Dalam perjalanan pulang pun pertanyaan tersebut masih terngiang-ngiang dan bermain dalam benak pikiran. Saya berusaha mencari jawaban atas alasan keinginan dan harapan saya memiliki buah hati.

Saya mulai bertanya pada diri sendiri, "Kenapa saya ingin memiliki anak?" Apakah keinginan ini keluar semata karena rasa egois seorang manusia yang ingin memiliki? Apakah keinginan ini hanya dikarenakan saya sudah mulai jenuh mendengar pertanyaan "Kapan punya anak?" atau pertanyaan sejenis lainnya yang kerap dilemparkan? Apakah keinginan ini karena saya merasa cemburu jika melihat teman-teman yang sudah mulai memiliki satu, dua, tiga.... momongan? Apa sebenarnya tujuan saya memiliki keturunan? Ternyata, saya sukses dengan jawaban buntu disertai kepala pening.

Hingga suatu hari, suami menghadiahkan sebuah buku berjudul "Cara Nabi Mendidik Anak" yang disusun oleh Ir. Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid. Buku yang memberikan perhatian khusus mengenai Tarbiyah Nabawi lith-Thif (pendidikan Nabi untuk anak), banyak mengungkapkan dunia anak yang belum pernah saya temui. Membaca buku ini, saya hanyut dalam suasana seperti seorang ibu. Ada banyak hal yang semula tidak saya ketahui tertulis di sini, seperti cara efektif membangun jiwa anak, mengembangakan pemikiran anak, meluruskan kesalahan perilaku anak, serta banyak hal lainnya yang membuat saya kadang termangut-mangut sendiri sambil meresapi.

Selesai membaca buku tersebut, saya seolah tersadar bahwa bagi beberapa orang memiliki anak itu mungkin mudah tapi mendidiknya agar selalu terjaga dalam fitrahnya (Islam) tidaklah mudah. Imam Al-Ghazali sendiri dalam risalah Ayuhal Walad pernah mengumpamakan proses tarbiyah anak sebagai ibarat "Usaha petani yang mencabuti duri-duri dan membuang tumbuhan asing dari tanamannya agar tumbuh dengan baik dan sempurna." Ia tidak hanya untuk dilahirkan ke dunia saja, tapi lebih dari itu, ia memiliki hak dan kewajiban yang harus bisa dipenuhi serta didukung oleh orang tua dengan sebaik-baiknya.

Saya mencoba mengubah pola pemikiran. Yang tadinya hanya berorientasi ingin memiliki anak, sedikit demi sedikit mulai membuka pandangan dengan tidak hanya sekedar `ingin` tapi juga harus memilki kesadaran untuk mempersiapkan diri agar dapat menjadi Ibu yang baik. Seorang ibu yang kelak dapat menjadi penenang jiwa sesunguhnya bagi keluarga, yang dapat mengemban amanah berharga dari Allah swt berupa anak-anak serta dapat bertanggung jawab agar anak-anak menjadi abrar (orang-orang yang berbakti). Insya Allah.

Dengan mengubah pola pikir seperti ini, akhirnya saya mendapatkan jawaban untuk sebuah pertanyaan yang diajukan sang dokter di atas. "Mengapa anda ingin memiliki anak?" Jawabannya adalah sebagai istri, saya ingin dapat merasakan satu fase kehidupan yang disebut ibu. Selain itu juga ingin membahagiakan suami dengan menghadirkan cahaya mata, penyejuk hati, meski suami tidak pernah menuntut tentang hal ini. Sebagai umat Rasulullah saw, saya ingin menggembirakan beliau dengan memperbanyak jumlah umatnya. Seperti yang tertulis dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Nasa`i, Rasulullah saw bersabda "Nikahilah wanita yang bisa melahirkan banyak anak karena aku akan berbangga dengan kalian kepada umat-umat lain." Sedangkan sebagai hamba Allah swt, saya ingin menjaga kelangsungan keturunan dengan melahirkan generasi-generasi muslim, yang akan bersama-sama berjuang mengagungkan nama Allah swt di muka bumi ini. Insya Allah.

Saya percaya, ini adalah salah satu skenario yang Allah swt berikan untuk menguji kesabaran. Baik saya dan suami, tidak akan pernah berputus asa berdoa meminta diberi kepercayaan untuk memiliki keturunan disertai ikhtiar. Bukankah Rasulullah saw sendiri pernah mengatakan "Janganlah salah seorang dari kamu menyerah dari memohon agar dikarunia anak..."

Akhir-akhir ini, saya mulai terbiasa dengan pertanyaan ataupun percakapan seputar belum adanya buah hati yang dilemparkan pada saya atupun suami. Saya tahu, mereka yang bertanya tidak lebih karena ingin bersimpati ataupun ingin turut membantu memberikan jalan bagi kami yang tengah berikhtiar, meski selama ini mungkin tidak saya sadari. Saya harus bersyukur atas semua keadaan, karena di balik ini tentu akan ada hikmah, sebuah balasan terindah yang telah disiapkan Allah swt.

"Rabbihabliimilladunka dzurriyatan thayyibah, innaka samii `udduaa." Ya Tuhanku berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengarkan do`a. (Doa nabi Zakariya memohon keturunan, QS Al-Imran:38).

****************************************************************************
mak tetap bersyukur..sekurangnya, mak pernah merasai detik manis ini walaupun hanya 3 bulan shj dia didalam rahim mak..sekejap sangat-sangat kan?dah 3 bulan lebih dah...

bayangkan mak dikelilingi oleh mereka yang sedang berbadan dua..melihat & mendengar percakapan mereka tentang anak didalam rahim mereka..membuatkan mak merasai pedih sebenarnya !
selalu sgt terlintas didalam hati mak..
"alangkah indah nya jika aku ditempat mereka.."

sekarang mak masih lagi mencuba untuk pujuk hati supaya sentiasa bersabar..
dan, mak tahu..mak harus sentiasa bersabar dengan ujian Allah..
kadang-kadang mak rasa takut lagi! takut jika kali kedua nanti akan terjadi perkara yang sama...

jika bukan lagi rezeki kami..mungkin ada hikmahnya..
kan?
mak pun x mengharap sgt..
bersyukur aje dengan apa yang ada nih...

doakan jika ada rezeki kami..kami mampu menggalas tanggungjawab menjaga amanah dari Allah dengan baik..




saja aje mak up pix kawen... 1st anniversary kami tak lama lagi !
hahahaha
kejap aje kan rasa nya !
terima kasih Ya Allah atas pinjaman kasih sayang ini..

6 Meninggalkan Jejak:

fiveberry said...

insyaALLAH su...ade rezeki nnt...kte doa same2 yer...:-)

cIk pEnNa said...

faizura:
hehehe...x nak begitu berharap..
nnt sy kecewa..

hehehe
benornya, tgh frust sbb bulan nih pun x de lagi rezeki nya..

hahahaha
x pe la..ada rezeki..ada lah kan?

:)

syazana said...

Insyaallah,akan sampai masa nanti.Sabar.Allah akan emmberi cuma belum sampai waktu je :)

AiNa MaYa said...

insyaAllah, ade rezeki tu nanti... Allah tahu apa yang terbaik untuk hambaNya... harap kamu bahagia~

Kaklong @ Izan said...

InsyaAllah su...Allah maha mendengar doa dan hasrat hati hambaNya...
Usia perkahwinan su pun masih awal....jgn bimbang dan jgn frust ye dgn pertanyaan2 yg lazimnya ditanya buat pasangan bahagia mcm su n angah tu... Pertanyaan2 keramat tu sbnrnya untuk bertanya khabar je kot (hehe...kita fikir positif ye...)
Selamat hari Raya dan jemputlah dtg beraya umah kami...Bangi Kajang tak jauh dah tu....

SiTi said...

sue....insyallah ada rezeki ko nnti tu...sbar ye..& truskan berusaha